Friday, October 11, 2013

Posted by jinson on 7:13 AM No comments

Konon endometriosis menyebabkan infertilitas pada perempuan. Padahal perempuan yang tidak subur artinya sulit memiliki keturunan. Benarkah demikian?

"30-50 Persen wanita yang menderita endometriosis mengalami gangguan kesuburan," kata Prof. Dr. dr. Ali Baziad, SpOG(K), Kepala Divisi Endokrinologi Reproduksi, Departemen Ilmu Kebidanan dan Kandungan, FKUI/RSCM.

Dengan persentase itu bukan berarti perempuan yang didiagnosis endometriosis pasti tidak bisa punya anak. Sebab banyak pula perempuan dengan endometriosis yang memiliki anak. Bahkan pada saat hamil, nyeri akibat endometriosis berkurang. Namun ini bukan berarti endometriosis bakal hilang saat perempuan hamil.

Dikutip dari endometriosis.org, sebenarnya secara umum ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya masalah infertilitas akibat berbagai penyakit, tidak hanya endometriosis. Usia pun turut mempengaruhi kesuburan perempuan.

endometriosis.org mengklaim 60-70 persen perempuan dengan endometriosis adalah perempuan subur. Akan tetapi setengahnya memiliki kesulitan untuk hamil meskipun sudah mendapatkan penanganan. Sering didengar juga bahwa masalah di tuba falopi yang menyebabkan perempuan kehilangan kesuburan adalah karena endometriosis. Padahal tak jarang infeksi radang panggul menjadi penyebab tersumbatnya tuba falopi yang mencegah pergerakan sel telur dan sperma.

Faktanya banyak wanita dengan endometriosis yang tidak kesulitan memiliki anak, dan beberapa perempuan lain yang setelah menunggu cukup lama (mungkin dengan bantuan operasi atau teknologi reproduksi) akhirnya hamil. Dalam suatu penelitian di Australia yang melibatkan 3.895 perempuan dengan endometriosis, 54 persen yang mencoba untuk hamil tidak berhasil dalam 12 bulan pertama usahanya. Namun 70 persen dari mereka akhirnya memiliki setidaknya satu anak.
Dalam banyak kasus masih belum diketahui benar mengapa perempuan dengan endometriosis lebih sulit hamil. Banyak teori yang telah diajukan akan tetapi masih banyak yang belum terbukti. Beberapa teori itu adalah:

1. Perlengketan pelvis menghambat pergerakan telur ke tuba falopi
2. Telur yang berkualitas buruk
3. Bahan kimia yang diproduksi oleh endometriosis menghambat pergerakan telur ke tuba falopi
4. Peradangan pada pelvis yang disebabkan oleh endometriosis merangsang produksi sel-sel yang menyerang sperma dan memperpendek masa hidupnya
5. Telur tidak dilepaskan dari ovarium setiap bulan. Hal ini dikenal sebagai anovulasi yang juga bisa dialamiperempuan tanpa endometriosis.

Meski tidak mematikan, endometriosis buytuh penanganan untuk meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Maklum saat nyeri melanda, yang bersangkutan sampai tidak bisa melakukan pekerjaan lainnya.

"Memang penyakit ini tidak bisa sembuh, tapi kalau dbiarkan itu akan membesar," ucap Prof Ali.

Sumber : health.detik.com

0 comments:

Post a Comment